Pertumbuhan ekonomi disebuah negara adalah masalah perekonomian jangka panjang. Selain itu pertumbuhan ekonomi disuatu negara, bisa juga dijadikan alat ukur untuk melihat atau mengukur atau menganalisa tingkat perkembangan perekonomian dinegara tersebut.
Pertumbuhan
ekonomi disuatu negara bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bagi negara – negara
maju, mereka bisa mengandalkan hasil produksi barang dan jasa mereka, tapi
tidak menutup kemungkinan pula adanya pinjaman yang mereka lakukan serta adanya
investasi. Tapi bagi negara – negara yang sedang berkembang tentu saja akan
sulit atau bisa dikatakan tidak mudah jika harus mengandalkan faktor produksi
barang dan jasa, maka dari itu faktor – faktor lain sangat menentukan, seperti
halnya pinjaman dan investasi.
Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan
pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara /daerah. Dan menurut metode
pengeluaran dalam penghitungan
Di Indonesia sendiri tidak terlepas dari perkembangan
ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim
investasi, infrastruktur, produktifitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam
negeri. Ekonomi dunia telah mampu tumbuh diatas 4% dalam lima tahun terakhir,
lebih tinggi dari rata-rata historisnya. Tingginya pertumbuhan ekonomi dunia
diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh lebih tinggi dari
tren jangka panjangnya.
Dari sisi
domestik, walaupun stabilitas ekonomi makro bisa dijaga, namun masalah
struktural, iklim, investasi,
infrastruktur, produktifitas dan daya saing (sisi penawaran) masih membayangi
pencapaian pertumbuhan yang lebih cepat dan berkualitas. Hal ini dikarenakan struktur perkenonomian pascakrisis lebih
ditopang oleh konsumsi dan ekspor, sementara investasi belum menunjukkan peran
yang signifikan.
Disini saya akan menjelaskan pengaruh investasi
ini terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara akan berkembang secara
dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh lebih besar dari pada nilai
penyusutan faktor-faktor produksinya. Negara yang memiliki Investasi yang lebih
kecil daripada penyusutan faktor produksinya akan cenderung mengalami
perekonomian yang stagnasi.
Stagnation merupakan suatu kondisi perekonomian
dengan laju pertumbuhan yang lambat dan bahkan bisa nol. Kondisi ini dapat
menimbulkan terjadinya pengangguran dalam jumlah yang relatif besar. Kondisi
yang sangat tidak diinginkan adalah kondisi stagnasi yang diikuti dengan adanya
inflasi yang tinggi juga, sehingga perekonomian negara menjadi stagflasi.
Di negara berkembang atau terbelakang dengan tingkat
penduduk yang besar, umumnya memiliki rasio investasi terhadap jumlah
penduduk relatif kecil. Sehingga, negara tersebut kerap mengundang investasi
asing untuk masuk dalam negaranya. Investasi asing ini tidaklah selalu
memberikan keuntungan terhadap negara, terutama dalam jangka panjang. Dalam
jangka pendek atau menengah, investasi asing sangat menguntungkan dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi asing ini dapat membantu memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduknya dalam jangka pendek.
Namun
demikian, dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh negara yang bersangkutan,
namun investasi lebih memberikan keuntungan bagi negara yang mengeluarkan
investasi.
Menurut Sadono Sukirno (2000)
kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat.
Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni
1. investasi merupakan salah satu
komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat , pendapatan nasional serta kesempatan kerja
2. pertambahan barang modal sebagai
akibat investasi akan menambah kapasitas produksi
3. investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi.
Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil
investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin
besar. Dapat dikatakan bahwa investasi swasta dan publik di bidang sumberdaya
atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal (eksternalitas positif)
dan memacu produktivitas yang mampu mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan
skala hasil. Meskipun teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat
penting, namun model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut
tidak perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan
ekonomi jangka panjang.
Cara
investasi juga mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, simplenya
jika kita analogikan dari ala pedesaan. Dimana seorang petani yang
menginvestasikan hartanya untuk membeli peralatan untuk menjalankan
aktivitasnya sebagai petani dan bisa menghasilkan pendapatan. Begitu juga
tentang cara investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan nasional. Yaitu dimana
ketika suatu negara bisa mengadakan suatu proyek investasi yang bisa
menghasilkan pendapatan maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat lalu
perlu diketahui bahwa bila adanya kenaikan tingkat suku bunga bisa mengakibatkan
turunya investasi dan menurunya GDP riil yang ada.
Jadi kesimpulanya adalah pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
alat ukur bagi suatu bangsa untuk mengukur atau menganalisa tingkat
perkembangan perekonomian disuatu negara. Dan pertumbuhan ekonomi itu dilihat
dari besarnya pendapatan nasional dari suatu negara atau bisa disebut GDP Riil
atau GNP Riil.
0 komentar:
Posting Komentar