Ketika saya berkunjung ke toko buku Gramedia,
saya melihat sebuh novel berjudul “Autumn In Paris” , melihat judulnya saja
sudah ada daya tariknya dan kalau di lihat dari covernya ini sungguh menarik
dan menyimpang teka-teki dari isi cerita novel ini, baik dari raut wajah dan
suasana di covernya sungguh menarik bagi saya. Padahal saya bukanlah seorang
penggemar novel, malah bagi saya novel itu membosankan karna tebalnya halaman
yang mau di baca. Tapi entah mengapa untuk novel satu ini saya begitu tertarik
sampai saya membelinya.
Hampir setiap hari saya membaca novel ini.
Ketika saya mencapai ending dari novel ini, tanpa terasa air mata saya
mengalir, saat itu saya kaget hingga bisa menangis begini, ya saya sudah
terbawa arus oleh isi novel ini. Sungguh menarik. Hingga sekarang, jika saya
membacanya kembali, perasaan sedih itu masih ada, seakan membuat saya slalu
terbawa arus novel ini.
Ceritanya
menyedihkan dan mengharukan, namun tidak cengeng. Romantisme juga terasa sekali
di dalam novel ini. Seperti saat Tatsuya menuliskan perasaan di dalam surat dan
mengirimkannya ke radio.Ilana Tan mengemas cerita ini dengan sangat menarik.
Jalan ceritanyapun tidak mudah ditebak. Sungguh, gaya tulisan dari novel
ini dapat membuat para pembaca merasakan kebahagiaan atau kesedihan yang
dialami sang tokoh.
Bagi
yang penasaran akan isi novel ini, berikut ini resensinya :
Tara Dupont, tokoh utama cerita ini, Tara Dupont adalah seorang anak berdarah campuran Indonesia dan Paris yang memilih tinggal bersama ayahnya di Paris sejak kedua orang tuanya becerai. Ia sangat menyukai Paris dan musim gugur.
Tara bekerja sebagai penyiar radio di sebuah stadion radio terkenal di Paris. Ia memiliki sahabat bernama Elise. Selain itu ia juga mempunyai seorang sahabat berkebangsaan Perancis yang ia pikir adalah cintanya yaitu Sebastian.
Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang
yang membenci musim gugur di Paris. Tepatnya pada saat hari Jumat, Sebastian
memperkenalkan Tara kepada seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris yaitu
Tatsuya Fujisawa. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang membenci musim
gugur di Paris dan sekaligus ia membenci kota Paris.
Suatu ketika, Tatsuya mengirimkan email
kepada stasiun radio tempat Tara bekerja. Dan keesokan harinya, email itu
dibacakan oleh Elise dalam acara Je me souviens. Surat itu berisi cerita
Tatsuya tentang seorang gadis misterius yang ditemuinya di bandara dan di suatu
bar atau bistro. Seseorang yang membuat Tatsuya terpanah. Itulah cinta pertama
Tatsuya yang ditemuinya di bandara.
Dari pertemuan yang tidak sengaja itulah yang menyebabkan Tara dan Tatsuya semakin dekat. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh dari kedua belah pihak.bUntuk kesekian kalinya, Tatsuya mengirim email kembali dengan atas nama Fujitatsu. Kali ini ia menceritakan tentang “Gadis Musim Gugur”, gadis yang telah mengubah kepribadian Tatsuya. Sepertinya Tatsuya menyukai gadis tersebut.
Dari pertemuan yang tidak sengaja itulah yang menyebabkan Tara dan Tatsuya semakin dekat. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh dari kedua belah pihak.bUntuk kesekian kalinya, Tatsuya mengirim email kembali dengan atas nama Fujitatsu. Kali ini ia menceritakan tentang “Gadis Musim Gugur”, gadis yang telah mengubah kepribadian Tatsuya. Sepertinya Tatsuya menyukai gadis tersebut.
Sikap dan pendirian Tatsuya mulai berubah sejak dia mengenal dan dekat dengan Tara. Tara mampu mengubah pendirian Tatsuya tentang musim gugur dan Paris. Tara mampu mengubah kebencian itu menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dikenang selamanya. Tatsuya telah yakin bahwa ia benar-benar menyukai Tara dan begitu pula dengan Tara, ia pun menyukai sosok Tatsuya.
Tiba saatnya perayaan ulang tahun Elise.
Sejak saat itu Tatsuya mulai menyadari bahwa seseorang yang ditemuinya di
bandara dan gadis musim gugur tersebut adalah gadis yang sama, yaitu Tara.
Sungguh menarik. Selain itu, inilah awal dari kenyataan itu terungkap.
Tiba-tiba ayah Tara menghampiri mereka. Tatsuya sangat terkejut, bahwa Jean
Daniel yang telah diperkenalkan sebagai ayah Tara adalah ayah kandung yang baru
ditemuinya.
Entah apa yang telah ada di dalam benak
Tatsuya. Ia sangat sedih. Ia masih belum dapat menerima kenyataan bahwa seseorang
yang sangat dicintainya selama ini adalah saudaranya. Bagaimanapun juga ia
tidak boleh mencintai saudaranya sendiri. Mengapa kenyataan ini sangatlah kejam
?
Suatu saat, secara tidak sengaja Tara mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan Tatsuya. Ia penasaran apakah yang sedang dibicarakan oleh mereka. “Apakah tentang diriku ?” pikir Tara.
Suatu saat, secara tidak sengaja Tara mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan Tatsuya. Ia penasaran apakah yang sedang dibicarakan oleh mereka. “Apakah tentang diriku ?” pikir Tara.
Di
lain kesempatan, Sebastian menyampaikan sebuah informasi bahwa Tatsuya
mengalami kecelakaan di lokasi proyek, namun syukurlah tidak terlalu parah.
“Apakah kecelakaan ini ada hubungannya dengan percakapan ayah tadi ?” pikir
Tara.
Ketika sampai di depan ruang Dokter
Delcour, untuk kesekian kalinya Tara mendengar percakapan antara dokter dengan
ayahnya. Seluruh tubuh Tara seakan terasa berat, kepalanya pusing, dan air
matanya terus mengalir dengan derasnya setelah ia mengetahui dari percakapan tersebut
yang menjelaskan bahwa Tatsuya adalah anak kandung ayahnya. Ia tak dapat
membayangkan hal itu dapat terjadi. Ia pun menghilang, berusaha untuk melupakan
semua hal yang terjadi dengan cara bunuh diri. Ia frustasi dan putus asa akan
hal ini. Sebastian menghentikan aksi bunuh diri Tara dan ia menjelaskan bahwa
bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah. Ia
tidak mungkin mencintai saudaranya sendiri. Sungguh sebuah percintaan yang
sangat menyakitkan.
Suatu ketika, mereka ingin merasakan
kebersamaan tersebut untuk terakhir kalinya. Izinkanlah mereka untuk bersama
dan bersikap saling menyayangi dan mencintai hanya untuk hari ini saja sebelum
mereka mulai menerima kenyataan yang pahit ini. Izinkanlah mereka untuk
melupakan kenyataan ini sejenak.
Seiring dengan berjalannya waktu, mereka
berdua sudah mulai dapat menerima kenyataan bahwa mereka berdua bersaudara
walaupun rasanya sangat menyesakkan dada. Hingga suatu ketika, Tatsuya
berpamitan kepada Tara bahwa ia akan segera meninggalkan Paris dan menetapkan
untuk tinggal di Jepang selamanya. Tara tidak dapat melakukan apapun. Ia tetap
berharap Tatsuya tetap di sisinya, namun hal tersebut sangatlah tidak mungkin.
Hal itu hanya akan membuat Tara merasa sakit.
Hari ini adalah hari keberangkatan
Tatsuya ke Jepang dan juga hari ini akan dibacakan email terakhir Tatsuya yang
dikirimkan ke stasiun radio tersebut. Di dalam email tersebut bertuliskan
tentang bahagianya Tatsuya dapat mengenal Tara, betapa bahagianya dia saat
bersama dengan Tara, dan betapa dia sangat menyayangi Tara. Kalimat terakhir Tatsuya adalah “izinkanlah aku mengaku untuk
beberapa detik saja bahwa aku mencintainya.” Tara tidak dapat menutupi
kesedihannya, air matanya jatuh tiada henti. Ia membayangkan saat-saat
bahagianya bersama Tatsuya. Kini Tatsuya telah menuju ke Jepang dan tidak akan
pernah kembali ke Paris untuk selamanya.
Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke
Jepang, Tara tidak pernah tahu bagaimana keadaan Tatsuya saat ini karena
semenjak kepergian Tatsuya dari Paris, Tatsuya tidak pernah menghubunginya.
Hingga suatu saat, seseorang menelepon ayah Tara yang mengabarkan bahwa Tatsuya
telah mengalami kecelakaan yang sangat parah karena Tatsuya terjatuh dari
lantai 3 gedung proyek yang sedang dibangun. Tidak ada harapan lagi bagi
Tatsuya untuk hidup. Tara dan ayahnya pun tentu saja sangat sedih mendengar
kabar tersebut. Untuk kesekian kalinya, Tara harus merasakan kesedihan luar
biasa akibat Tatsuya. Ia sudah sangat sedih setelah mendengar Tatsuya adalah
saudaranya, kini ia harus merasakan kesedihan kembali akibat keadaan parah
Tatsuya.Mereka memutuskan untuk pergi menjenguk Tatsuya di Jepang.
Kini mereka telah sampai di rumah sakit
Jepang tempat Tatsuya dirawat. Tara tidak mampu menahan tangisnya, ia sangat
sedih. Keiko yang berperan sebagai penerjemah ini menceritakan kepada Tara
dalam bahasa Indonesia bahwa dokter mengatakan, Tatsuya tidak mampu bertahan
dalam 48 jam, namun kenyataannya ia mampu bertahan sampai lebih dari 3 hari.
Ini sungguh hal yang luar biasa. Keiko juga menceritakan bahwa ayah tiri
Tatsuya yakin Tatsuya dapat bertahan demi Tara dan ayah kandungnya.
Tara mencoba mendekati Tatsuya. Wajah
Tatsuya hampir tidak terlihat karena tertutup oleh perban. Ia mengatakan
sesuatu seakan berharap Tatsuya dapat mendengar semua yang diceritakannya.
Tara tidak dapat mengendalikan air matanya. Ia terkejut seakan tidak percaya, ia menatap mata Tatsuya yang tidak ditutup perban ternyata basah. “Apakah kau mendengarnya ? Apakah kau dapat mendengarkanku, Tatsuya?” ucap Tara. Ia sangat senang. Tara lalu memegang tangan Tatsuya dan berkata, “Kau dengar aku, Tatsuya? Aku baik-baik saja. Mungkin butuh waktu, tapi aku akan baik-baik saja. Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa. Aku janji” Tara juga mengatakan, “Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu aku mencintaimu Tatsuya.. aku mencintaimu.”
Tara tidak dapat mengendalikan air matanya. Ia terkejut seakan tidak percaya, ia menatap mata Tatsuya yang tidak ditutup perban ternyata basah. “Apakah kau mendengarnya ? Apakah kau dapat mendengarkanku, Tatsuya?” ucap Tara. Ia sangat senang. Tara lalu memegang tangan Tatsuya dan berkata, “Kau dengar aku, Tatsuya? Aku baik-baik saja. Mungkin butuh waktu, tapi aku akan baik-baik saja. Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa. Aku janji” Tara juga mengatakan, “Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu aku mencintaimu Tatsuya.. aku mencintaimu.”
Tiba-tiba terdengar bunyi panjang dan datar yang membuat Tara meremang. Ia mengangkat kepala dan menatap monitor penunjuk detak jantung. Hanya ada garis lurus yang terlihat di sana dan bunyi panjang dan monoton itu. Tara menatap Tatsuya. Wajah Tatsuya masih tenang seperti sebelumnya. Kepala Tara berputar kembali ke monitor yang menunjukkan garis lurus itu.
Biarlah cintanya ini ia kenang sampai akhir
hayatnya. “Cintaku ini akan selalu abadi untukmu, Tatsuya. Biarlah aku
menyimpan rasa cinta ini. Tidak selamanya cinta itu harus memiliki.” ucap Tara.
0 komentar:
Posting Komentar