Sampah,
ya lagi-lagi sampah yang menjadi problema pokok di dunia ini. Mengapa tidak, banyak
sekali peristiwa terjadi hanya karena sampah. Salah satunya yaitu bencana yang
menjadi langganan kota Jakarta, apalagi kalau bukan banjir. Walaupun sudah
banyak tempat-tempat sampah yang disediakan untuk membuang sampah namun masih
saja ada sampah yang beterbangan di beberapa sisi. Sebenarnya bukan jumlah
kuota berapa tempat sampah yang disediakan oleh pihak pemerintah, namun adalah
kesadaran masing-masing dari masyarakatnya. Bila saja sudah ada kesadaran akan
lingkungan bersih yang nyaman, sejauh apapun tempat sampah itu pasti tidak akan
menjadi masalah, bukan malah menjadi membuang sampah sembarangan karna jauhnya
tempat sampah itu.
Lalu
menurut catatan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta rata-rata volume sampah
yang dihasilkan warga DKI Jakarta setiap hari mencapai 6.525 ton atau 29.344
meter kubik. Dari volume itu, sebagian besar merupakan sampah organik (55,37
persen). Sedangkan sampah non organik 44,63 persen. Aduh itu masih di Jakarta saja
loh, bagaimana lagi dengan kota-kota yang lain di Indonesia ini?
Jujur
saja, saya paling tidak suka ada orang yang membuang sampah sembarangan. Pernah
beberapa minggu yang lalu ketika saya akan pergi ke suatu tempat ada salah satu
penumpang dari angkutan umum itu membuang sampah secara sembarangan, ia
langsung saja membuangnya keluar melalui pintu angkutan umum itu tanpa ada rasa
peduli. Haduh rasanya gemes melihat orang-orang seperti ini. Saya bukannya
merasa kalau saya itu sudah hebat dalam hal buang-membuang sampah pada
tempatnya. Pernah ketika saya usai kuliah, saya pulang bareng teman saya naik
angkutan umum, yang kebetulan tujuan
kami searah, saat didalam angkutan umum itu saya sedang memakan siomay, saudara
sudah pasti tau jenis makanan ini, karna tidak asing lagi bukan hehehe.. Ketika
siomay saya itu sudah habis otomatis plastik dari siomay ini harus dibuang
bukan ? nah ketika itu saya hanya memegang plastik dari siomay yang sudah
habis, lalu teman saya nyeletuk “itu dipegang-pegang mulu, buat besok ya” ya
saya hanya tertawa mendengar itu. Lalu ketika sudah sampai tujuan kita
sama-sama turun dan ketika saya melihat ada tong sampah saya langsung membuang plastik
tadi kedalamnya,teman saya yang melihat hal itu langsung berkata “eiish.. anak
rajin” memang sedikit tidak enak dikatakan seperti itu, karna itu sepertii
gimana kedengarannya, karna sebetulnya itu sudah kewajiban kita membuang sampah
pada tempatnya.
Kembali lagi ya, Selain
masalah banjir tadi, masih ada juga masalah yang disebabkan oleh sampah ini yaitu seperti yang terjadi
di Samudra Pasifik dimana tempat inilah yang menjadi 'tempat
sampah' plastik terbesar di dunia. Sampah-sampah di tempat itu menjelma menjadi
sampah raksasa di tengah laut dan sudah pasti ini sangat berbahaya bagi
kehidupan mahluk laut. Misalnya seperti Burung laut Albratos raksasa
(Burung Laut Albratos)
yang menganggap
sampah-sampah itu sebagai makanan. Juga ikan, binatang-binatang itu memakan sampah-sampah plastic yang
kecil-kecil. Pada tahun 2010 saja diperkirakan ada sekitar 100 juta ton plastik
terjebak di dalam pusaran arus laut (North Pacific Gyre). Ya
ini seperti membentuk sebuah pulau, ya pulau sampah.. wah wah apa jadinya pulau
sampah ini pada tahun-tahun kedepan bila kita tidak peduli kepada lingkungan
sedari dini.
Ya masih banyak lagi
masalah yang disebabkan oleh sampah, namun saya menjelaskan cukup ini saja ya. Mari kita peduli sama lingkungan,
jangan buang sampah sembarangan ya. Seperti ada kata pepatah “Hanya
ketika pohon terakhir telah mati dan sungai terakhir telah teracuni dan ikan
terakhir telah tertangkap akan kita menyadari bahwa kita tidak bisa makan uang”
(Cree Indian Peribahasa). Semoga kita lebih
mencintai lingkungan disekitar kita.